Sunday, October 11, 2015

Revitalisasi Nilai Pergerakan


Revitalisasi Nilai Nilai Pergerakan


Dalam kamus besar bahasa Indonesia, revitalisasi berarti proses, cara dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Revitalisasi ini secara umum dapat diartikan sebagai usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali. Sehingga revitalisasi pergerakan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengembalikan nilai pergerakan kepada tujuannya yaitu sebagai landasan berpijak, landasan berpikir dan sumber motivasi kepada anggotanya untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan  nilai yang terkandung di dalamnya.
kader PMII sebagai kader pergerakan  yang menempati jenjang pendidikan tertinggi di Indonesia, seharusnya mampu melaksanakan fungsinya sesuai dengan landasan pergerakan yang tercantum dalam Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Akan tetapi pada kenyataannya pergerakan PMII sekarang cenderung kehilangan arah dalam  gelombang permasalahan bangsa, serta kehilangan daya kritis untuk mengawal penguasa.
Banyak kader PMII sekarang yang terjebak dalam pemikiran serta gerakan yang liberal dan radikal. Tak jarang anggota PMII justru malah lebih tertarik pada isu isu global yang tidak ada korelasinya dengan masyarakat. Banyak diantara mereka yang melupakan tugasnya sebagai pihak yang berperan penting dalam memperjuangkan hak rakyat Indonesia. Kader PMII sekarang malah lebih memikirkan hal hal yang berbau politik sehingga justru kehilangan daya kritis dan pembelaan terhadap mereka yang terpinggirkan.
Permasalahan lain yang juga dihadapi kader PMII saat ini adalah kritik yang disampaikan mahasiswa pergerakan dalam berbagai bentuk unjuk rasa saat ini. Dalam menyampaikan aspirasinya, mereka tidak berangkat dari tradisi akademik yang menjadi basis moral pergerakan. Ketika melakukan aksi, kader kurang mempunyai dasar pemikiran akademis yang bisa dipertanggung jawabkan. Kerap kali suara suara yang dibawa turun ke jalan tidak melalui serangkaian kajian yang mendalam berdasarkan disiplin ilmu yang memadai. Oleh karenanya argumen yang mereka tawarkan dapat dengan mudah dibantah dan dipatahkan.
Disamping itu itu cara yang mereka gunakan untuk menyalurkan aspirasi cenderung anarkis, sehingga  simpati rakyat terhadap perjuangan mereka meluntur. Rakyat malah banyak yang memandang kader PMII sebagai mahasiswa yang seperti preman karena seringnya berdemo yang malah banyak merusak sarpras di sekitar lokasi unjuk rasa. Mereka tidak lagi menjadikan nilai dasar pergerakan yang menekankan aspek ketuhanan (hablumminallah), kemanusiaan (hablumminannas) dan kelestariaan alam semesta(hablumminal’alam) sebagai landasan dalam menyampaikan aspirasi mereka.
Saat ini Sudah saatnya kita sebagai kader PMII berbenah diri dan kembali pada prinsip pergerakan yang benar, yakni gerakan untuk rakyat. Kita harus bisa merevitalisasi NDP sebagai nilai dasar pergerakan dan landasan dari setiap perilaku yang kita lakukan sebagai masyarakat yang menyandang status mahasiswa pergerakan. Mahasiswa pergerakan saat ini harus mampu mengaplikasikan konsep NDP sebagai bekal untuk pergerakan. Karena kader tidak hanya dituntut cakap secara berintelektual saja, namun juga harus mampu mengamalkannya dalam pengabdian masyarakat, terlebih dalam mengawal pemerintah yang tidak pro rakyat.

No comments:

Post a Comment