Revitalisasi Nilai Nilai Pergerakan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
revitalisasi berarti proses, cara dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal
yang sebelumnya kurang terberdaya. Revitalisasi ini secara umum dapat diartikan
sebagai usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
Sehingga revitalisasi pergerakan dapat diartikan sebagai usaha untuk
mengembalikan nilai pergerakan kepada tujuannya yaitu sebagai landasan
berpijak, landasan berpikir dan sumber motivasi kepada anggotanya untuk berbuat
dan bergerak sesuai dengan nilai yang
terkandung di dalamnya.
kader PMII sebagai kader pergerakan yang menempati jenjang pendidikan tertinggi
di Indonesia, seharusnya mampu melaksanakan fungsinya sesuai dengan landasan
pergerakan yang tercantum dalam Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Akan tetapi pada
kenyataannya pergerakan PMII sekarang cenderung kehilangan arah dalam gelombang permasalahan bangsa, serta
kehilangan daya kritis untuk mengawal penguasa.
Banyak kader PMII sekarang yang terjebak
dalam pemikiran serta gerakan yang liberal dan radikal. Tak jarang anggota PMII
justru malah lebih tertarik pada isu isu global yang tidak ada korelasinya
dengan masyarakat. Banyak diantara mereka yang melupakan tugasnya sebagai pihak
yang berperan penting dalam memperjuangkan hak rakyat Indonesia. Kader PMII
sekarang malah lebih memikirkan hal hal yang berbau politik sehingga justru
kehilangan daya kritis dan pembelaan terhadap mereka yang terpinggirkan.
Permasalahan lain yang juga dihadapi kader
PMII saat ini adalah kritik yang disampaikan mahasiswa pergerakan dalam
berbagai bentuk unjuk rasa saat ini. Dalam menyampaikan aspirasinya, mereka
tidak berangkat dari tradisi akademik yang menjadi basis moral pergerakan.
Ketika melakukan aksi, kader kurang mempunyai dasar pemikiran akademis yang
bisa dipertanggung jawabkan. Kerap kali suara suara yang dibawa turun ke jalan
tidak melalui serangkaian kajian yang mendalam berdasarkan disiplin ilmu yang
memadai. Oleh karenanya argumen yang mereka tawarkan dapat dengan mudah
dibantah dan dipatahkan.
Disamping itu itu cara yang mereka gunakan
untuk menyalurkan aspirasi cenderung anarkis, sehingga simpati rakyat terhadap perjuangan mereka
meluntur. Rakyat malah banyak yang memandang kader PMII sebagai mahasiswa yang
seperti preman karena seringnya berdemo yang malah banyak merusak sarpras di
sekitar lokasi unjuk rasa. Mereka tidak lagi menjadikan nilai dasar pergerakan
yang menekankan aspek ketuhanan (hablumminallah), kemanusiaan (hablumminannas)
dan kelestariaan alam semesta(hablumminal’alam) sebagai landasan dalam
menyampaikan aspirasi mereka.
Saat ini Sudah saatnya kita sebagai kader
PMII berbenah diri dan kembali pada prinsip pergerakan yang benar, yakni
gerakan untuk rakyat. Kita harus bisa merevitalisasi NDP sebagai nilai dasar
pergerakan dan landasan dari setiap perilaku yang kita lakukan sebagai
masyarakat yang menyandang status mahasiswa pergerakan. Mahasiswa pergerakan
saat ini harus mampu mengaplikasikan konsep NDP sebagai bekal untuk pergerakan.
Karena kader tidak hanya dituntut cakap secara berintelektual saja, namun juga
harus mampu mengamalkannya dalam pengabdian masyarakat, terlebih dalam mengawal
pemerintah yang tidak pro rakyat.
No comments:
Post a Comment